Pendidikan dan Pengembangan

Pendidikan sangat diperhatikan sekali di Jerman. Sebagai contoh Pemerintah Jerman mengatur dalam Undang-undang dasarnya mengenai usia wajib belajar dari usia 6 – 18 tahun. Anak-anak yang tidak disekolahkan orantuanya misalnya akan mendapat teguran dari yang ringan sampai keras oleh negara untuk memasukkan anaknya ke sekolah.

Dana yang dianggarkan pemerintah Jerman untuk perndidikan sangat besar. Pada tahun 2000 lalu misalnya total sebesar 114,3 milyar Euro dialokasikan untuk pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi. Hampir di semua sekolah negeri tidak dikenakan biaya pendidikan.

Sistem pendidikan di Jerman secara umum sangat jauh berbeda dibandingkan dengan sistem pendidikan kita walau beberapa jenjang yang ada sama seperti di negara kita. Misalnya TK atau Kindergarten. Lama jenjang pendidikan dasar dan menengah hingga dapat memasuki perguruan tinggi adalah 13 tahun, berbeda dengan kita di Indonesia yang mengalami total pendidikan dasar 12 tahun.

Taman Kanak-Kanak
Sebelum memasuki sekolah dasar, anak-anak dibiasakan dengan sistem pendidikan pada TK atau Kindergarten. Inti proses belajar mengajar di TK ini untuk mempersiapkan mereka agar mampu bersosialisasi, mandiri dan siap untuk melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya yakni sekolah dasar. Sistem belajar di TK adalah dengan bermain. Belum diajarkan membaca dan menulis, kalaupun dikenalkan sedikit dengan cara bermain. Kegiatan utama di sini selain bermain adalah menggambar, mewarnai, rekreasi, dan kerajinan tangan yang ditujukan untuk membangun kemandirian dan kreativitas anak. Usia anak-anak di Kindergraten antara 3 – 5 tahun. Setelah mencapai usia 5 tahun, mereka melangkah ke jenjang berikutnya yakni pra sekolah dasar/Vorschule. Anak-anak tidak diwajibkan untuk masuk ke TK atau Vorschule, semuanya tergantung kepada kebijakan orangtua mereka.

Pendidikan Dasar
Usia awal wajib sekolah (6 tahun) dimulai pada sekolah dasar/Grundschule selama 4 tahun. Pada beberapa negara bagian memakan waktu 6 tahun. Untuk tingkat awal dari kelas 1 dan 2 biasanya tidak dilakukan penilaian khusus semacam rapor, melainkan hanya penilaian umum saja. Misalnya mengenai minat, kemampuan mengikuti pelajaran atau kemampuan berkonsentrasi. Setelah tahap ini anak-anak akan melanjtukan ke sekolah menengah yang bermacam-macam jenisnya sesuai bakat dan kemampuan mereka.
Sekolah Menengah
Ada 3 model sekolah menengah;
Sekolah Umum Pertama/Hauptschule

Sekitar 20% lulusan sekolah dasar memasuki Hauptschule. Di sini diajarkan pendidikan umum dasar seperti matematika, ilmu alam, ilmu sosial, dan salah satu bahasa asing, biasanya Inggris, dan orientasi training dengan tujuan pembiasaan hingga ke dunia kerja. Hauptschule ini dimulai dari kelas 5 – 10 atau dengan jangka waktu sekitar 6 tahun. Lulusan Hauptschule melanjutkan program trainingnya di Sekolah akademik/Berufsschule sampai berusia 18 tahun sebelum memasuki dunia kerja.
Sekolah Menengah Umum/Gesamtschule/Gymnasium

Berlangsung biasanya 9 tahun. Pada kelas 11 – 13 siswa dituntut untuk menguasai subjek-subjek yang diminati yang nantinya akan berlanjut di perguruan tinggi. Subjek-subjek tersebut dibagi dalam 3 kategori besar, yakni: bahasa, literatur, dan seni; ilmu sosial; matematika, dan teknologi. Pada akhir kelas 13 siswa mengikuti ujian akhir/Abitur dan mendapatkan ijazah Abitur sebagai sertifikat kualifikasi memasuki perguruan tinggi/Zeugnis der allgemeinen Hochschulreife. Dengan ijazah ini lulusan Gymnasium dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Sekolah Menengah/Realschule

Model sekolah menengah ini berada diantara Hauptschule dan Gymnasium. Terdiri atas kelas 5 – 10. Setelah mengikuti kelas 10 para siswa diperbolehkan memilih melanjutkan ke Berufsschule dengan orientasi dunia kerja atau ke sekolah menengah tinggi berorientasi training/Fachoberschule. Dari Realschule ini mereka juga dapat melanjutkan ke FachGymnasium untuk kemudian mengikuti ujian akhir Abitur. Lulusan Fachoberschule berhak ke Fachhochschule, sedang dengan ijazah Abitur, mereka dapat memilih apakah akan ke Fachhochschule atau ke Universitas. Kedua jenis perguruan tinggi tersebut akan kita bahas lengkap pada bab berikutnya.

Riset dan Pengembangan
Untuk riset dan pengembangan pemerintah Jerman mengeluarkan dana yang tidak sedikit, contoh pada tahun 2000 sebesar 180,5 milyar Euro. Riset dan pengembangan antar lain dilakukan di perguruan-perguruan tinggi, lembaga riset non perguruan tinggi dan industri-industri. Hampir semua penelitian dasar dilakukan di perguruan tinggi, yang dimaksudkan juga untuk mendidik para calon peneliti yang akan melanjutkan tradisi riset di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Komentar

Postingan Populer