Bekerja Sambil Kuliah
Keinginan untuk mencari tambahan uang saku pasti terlintas. Bekerja sambil belajar, kenapa tidak? Apalagi di saat liburan panjang, sekalian mengisi waktu juga mendapat uang. Tentunya jika selama liburan kita tidak harus ujian.
Seorang pelajar dibatasi hanya boleh bekerja 90 hari pertahun. Jika kita bekerja melewati dari waktu itu, kita membutuhkan ijin kerja khusus dari Kantor Tenaga Kerja (Arbeitsamt). Ijin kerja ini tidak sulit diperoleh jika statusnya untuk praktikum atau pendidikan lanjut melalui pekerjaan tersebut. Akan tetapi pada beberapa negara bagian berlaku peraturan yang bisa jadi berbeda. Misalnya adanya kebijakan baru diijinkan bekerja sebanyak maksimum 80 jam sebulan atau 20 jam seminggu.
Yang perlu diingat jangan sampai kuliah jadi terganggu gara-gara kerja. Bekerja sambil kuliah tidak seindah yang dibayangkan. Waktu dan tenaga otomatis akan tersita ketika kita memutuskan bekerja. Kita harus dapat membagi waktu dan menyiasatinya agar baik kuliah maupun kerja bisa berjalan bersama. Walaupun pada prakteknya ada beberapa yang harus dikorbankan.
Untuk bekerja dibutuhkan Kartu Pajak (Lohnsteuerkarte) yang dapat diperoleh dari Kantor Pajak melalui pos. Jika kita tidak atau belum memilikinya, bisa meminta ke Kantor Pencatatan Penduduk (EinwohnerMeldeAmt) tempat kita sebelumnya mendaftarkan diri ketika sampai di Jerman.
Alternatif pekerjaan sebagai seorang pelajar adalah bekerja di jurusan sebagai asisten atau HiWi. Sebagai HiWi kita bekerja di bawah asisten Professor atau calon doktoran. Jam kerja HiWi tidak begitu padat dan bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah ataupun ujian. Pekerjaan ini cukup diincar oleh para mahasiswa dan untuk mendapatkannya kita memang harus menunjukkan prestasi dan kemauan kerja yang bagus.
Harus diingat mencari pekerjaan itu sendiri bukanlah hal mudah. Iklan-iklan yang membutuhkan tenaga pelajar bisa ditemukan antara lain di papan-papan reklame perguruan tinggi. Pada beberapa kota besar, terdapat banyak toko atau restoran dengan pemilik warga Indonesia dimana kemungkinan untuk bekerja part time lebih besar, juga dengan aturan dan kesepakatan yang lebih fleksibel.
Seorang pelajar dibatasi hanya boleh bekerja 90 hari pertahun. Jika kita bekerja melewati dari waktu itu, kita membutuhkan ijin kerja khusus dari Kantor Tenaga Kerja (Arbeitsamt). Ijin kerja ini tidak sulit diperoleh jika statusnya untuk praktikum atau pendidikan lanjut melalui pekerjaan tersebut. Akan tetapi pada beberapa negara bagian berlaku peraturan yang bisa jadi berbeda. Misalnya adanya kebijakan baru diijinkan bekerja sebanyak maksimum 80 jam sebulan atau 20 jam seminggu.
Yang perlu diingat jangan sampai kuliah jadi terganggu gara-gara kerja. Bekerja sambil kuliah tidak seindah yang dibayangkan. Waktu dan tenaga otomatis akan tersita ketika kita memutuskan bekerja. Kita harus dapat membagi waktu dan menyiasatinya agar baik kuliah maupun kerja bisa berjalan bersama. Walaupun pada prakteknya ada beberapa yang harus dikorbankan.
Untuk bekerja dibutuhkan Kartu Pajak (Lohnsteuerkarte) yang dapat diperoleh dari Kantor Pajak melalui pos. Jika kita tidak atau belum memilikinya, bisa meminta ke Kantor Pencatatan Penduduk (EinwohnerMeldeAmt) tempat kita sebelumnya mendaftarkan diri ketika sampai di Jerman.
Alternatif pekerjaan sebagai seorang pelajar adalah bekerja di jurusan sebagai asisten atau HiWi. Sebagai HiWi kita bekerja di bawah asisten Professor atau calon doktoran. Jam kerja HiWi tidak begitu padat dan bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah ataupun ujian. Pekerjaan ini cukup diincar oleh para mahasiswa dan untuk mendapatkannya kita memang harus menunjukkan prestasi dan kemauan kerja yang bagus.
Harus diingat mencari pekerjaan itu sendiri bukanlah hal mudah. Iklan-iklan yang membutuhkan tenaga pelajar bisa ditemukan antara lain di papan-papan reklame perguruan tinggi. Pada beberapa kota besar, terdapat banyak toko atau restoran dengan pemilik warga Indonesia dimana kemungkinan untuk bekerja part time lebih besar, juga dengan aturan dan kesepakatan yang lebih fleksibel.
Komentar
Posting Komentar